Dipublikasikan pada 12 Oct 2024 oleh Administrator
Cabor Tenis Meja Netra DKI Jakarta Duetkan Emas Nomor Tunggal Putra Putri
Solo- Dari cabang olahraga Tenis Meja Netra tim DKI Jakarta berhasil menduetkan medali emas di nomor tunggal putra dan putri yang dipertandingkan pada Jumat (11/10) di Ballroom Grand Mercure Solo Baru Jl. Ir. Soekarno, Dusun II, Madegondo, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Solo.
Pada babak final, Ibrahim atau yang akrab dipanggil Baim harus menjalankan duel sengit dengan atlet Jawa Barat Agam Shandy Maqluddin. Pada Game 1, Baim harus kalah terlebih dahulu 10-12, dan di game 2 Baim mampu membalas dengan skor jauh 11-4. Namun pada game 3, Baim kembali harus mengakui keunggulan Agam 8-12. Dan game 4 dan 5, menuntaskan perlawanan Agam dengan 11-6 dan 12-7. Meskipun tengah berduel, tampak Baim dan Agam cukup akrab seolah ingin menunjukkan semangat sportifitas yang tinggi.
Saat diwawancara, Baim mengatakan pertandingan yang baru saja dilakoninya cukup intens dan sengit, saling kejar mengejar poin dalam mekanisme Best of Five. Baim menganggap Agam sebagai lawan yang berat meskipun pada akhirnya Baim yangn keluar sebagai pemenang. Dan Baim juga sekali lagi menegaskan meskipun keduanya bertarung namun tetap saling menjaga respek.
Baim (19) yang merupakan anak terakhir dari lima bersaudara dan saat ini tengah menjalani kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Manajemen Pendidikan mengaku mengenal cabor tenis meja netra ini sejak tahun 2016. Baru pada tahun 2017 mulai dibina dan sangat memiliki ketertarikan terhadap olahraga ini yang muncul secara alami dari hatinya dan menikmati saat bermain tenis meja. “Karena suka aja, kalau orang jatuh cinta kan juga gak tau alasannya kenapa”, selorohnya.
Untuk latihan rutin yang dijalaninya di SLB Pembina Jakarta Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak Jakarta Selatan sebagai Pusat Pelatihan Tenis Meja Tuna Netra di DKI Jakarta.
Baim memiliki beberapa pengalaman bertanding sebelumnya diantaranya medali perunggu di Pekan Paralimpik Pelajar dua kali pada tahun 2017 dan 2019 namun pada Peparnas Papua 2021 sebagai even senior pertamanya, ia mengaku tidak mampu menampilkan prestasi yang baik. Pengalaman itulah yang memotivasinya untuk belajar dan berlatih lebih untuk meningkatkan teknik, fisik maupun mental. Ia berharap cabor tenis meja netra ini memiliki even-even yang reguler tiap tahun. Menurutnya dalam olahraga sangat pentingnya dibuat even secara berkala dan berkesinambungan tidak hanya menunggu even empat tahunan untuk menjaga konsistensi atlet. Ia juga berharap dirinya suatu hari nanti bisa membawa nama Indonesia di kancah Internasional.
Baim mengutarakan apa yang diraihnya hari ini tak lepas dari peran serta pelatih sehingga ia mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada para pelatih. “Karena kedua pelatih saya pak Agus dan coach Adde adalah orang yang paling mengerti saya baik dari fisik, latihan, maupun emosial. Mereka selalu medukung saya saat terpuruk dan intinya mereka selalu ada untuk saya baik sebagai pelatih maupun sebagai teman”, ungkapnya berkaca-kaca. Sehingga medali emas yang diraihnya ia persembahkan khusus untuk para pelatihnya. Selain itu, tak lupa ia juga berterima kasih kepada kedua orang tuanya. “Berkat doa orang tua saya sehingga saya bisa bermain tenang dan dapat rejeki ini”, tambahnya.
Ia juga menyampaikan untuk teman-teman yang memiliki keterbatasan yang sama dengan dirinya untuk tetap semangat berbuat yang terbaik. “ Saya ingin bilang semangat menolak menyerah, disabilitas hanyalah ilusi buat kita yang terus melampaui batas”, serunya.
Tampak hadir Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta yang menyaksikan pertandingan nomor tunggal putra hingga selesai. Beliau hadir didampingi Ketua Bidang Pengembangan Olahraga Rahman Defiandi dan rombongan. Selain itu, tampak juga Uha Suhari Wakil Manajer Para Tenis Meja yang setiap harinya selalu mendampingi tim Para Tenis Meja DKI Jakarta saat bertanding. Di akhir kunjungannya, Andri berpesan untuk selalu menanamkan moto Vini Vidi Vici dalam diri atlet dan berharap para atlet termotivasi untuk berlaga di kancah yang lebih tinggi lagi.
Pada babak final tunggal putri terjadi All DKI Jakarta Final saling berhadapan antara Nabiilatunnajaah yang mengalahkan Nurhanisah Kalimantan Selatan 2-1 dan Annisa Damayanti Malau yang menang atas Heni Uswatun Chasanah DI Yogyakarta 2-1. Seakan tidak ada yang mau mengalah meskipun keduanya berasal sama-sama dari DKI Jakarta, baik Nabila yang lebih senior maupun Annisa memeprlihatkan permain yang sangat baik. Dan secara mengejutkan Annisa mampu mengalahkan seniornya dengan 3-1, sah satu medali emas dan satu perah dari perseorangan putri.
Agus Budianto, pelatih Tenis Meja Netra DKI mengatakan bahwa timnya telah menampilkan permainan terbaiknya. Dan bahkan dirinya sangat yakin apabila diadakan nomor ganda pada Peparnas XVII 2024 ini, DKI Jakarta juga mampu menghasilkan medali emas. “Kami sudah siapkan atletnya untuk mengikuti nomor ganda, tapi setelah sampai disini hanya nomor tunggal”, sesalnya. Namun, ia sangat bersyukur setidaknya target awal 1 emas dan 1 perak sudah terlampaui dengan menduetkan emas pada tunggal putra dan putri.