Dipublikasikan pada 17 Nov 2024 oleh Administrator
Solo- Pada babak final ajang Pra POPNAS Solo 2024 Minggu (17/11) pukul 11.00 tadi berhadapan antara DKI Jakarta melawan Jawa Barat di GOR FKOR UNS. Pada pertandingan final beregu putri, tim bulutangkis pelajar putri DKI Jakarta yang diperkuat Ainun Qomariyah, Aulina Cheryl Gloria, Syifa Shafarina Ilhamsyah, Bunga Ronisya & Azzahra Saraya Putri mampu menyudahi perlawanan Jawa Barat dengan skor 2-1. Berikutnya pada pertandingan beregu putra, Muhammad Zaki, Muhammad Hudzaifah Makarim, Darrel Fawwaz, Boby Claudio Tampi & Izza Alfaruq Aston Martin juga mampu mengatasi tim Jawa Barat dengan skor 2-0
Dengan hasil ini menjadikan DKI Jakarta menjadi Juara Pool sebagaimana target yang telah ditetapkan. Sehingga Kasiyanto Pelatih Bulutangkis atau yang akrab dipanggil mas yanto akan mengantisipasi kekuatan Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan di POPNAS 2025 dengan melakukan peningkatan latihan dan ujicoba.
Mas Yanto menjelaskan bahwa dirinya membawa sepuluh atlet pelajar dimana empat atlet putri dan empat atlet putra diantara kesepuluhnya adalah atlet PPOP DKI Jakarta. “Hanya satu atlet putri dan satu atlet putra yang kami ambil dari sekolah lain”, ujarnya. Rata-rata usia atlet pelajar yang ia bawa ke Pra POPNAS 2024 ini berkisar 15 atau 16 tahun atau kelahiran tahun 2008-2009.
Ia berharap di tahun depan para atlet ini sudah siap berlaga di POPNAS 2025. “sebenarnya saya punya satu bagus tapi saya simpan karena kemarin cedera jadi saya tidak paksakan ikut”, ungkapnya. Ia menambahkan untuk menghadapi POPNAS 2025 nanti dia telah mempersiapkan empat atlet PPOP dan empat atlet di luar PPOP, berbeda dengan POPNAS sebelumnya dimana hanya satu atlet PPOP yang diikutsertakan. “ Kita akan terus berupaya semoga lancar”, tambahnya.
Mas yanto baru dipanggil kembali oleh Pemprov DKI Jakarta sekitar tujuh bulan belakangan ini meskipun sebelumnya mulai tahun 1995-2015 ia merupakan pelatih PPOP. Pada tahun 2016 ia melatih di Brunei beberapa tahun lalu pindah ke Kalimantan, Gresik dan beberapa daerah lainnya. “wah pokoknya saya kemana-mana deh”, ceritanya bangga. “ Karena sekarang pemprov panggil ya sudah daftarkan saja untuk tes”, tambahnya. Ia menceritakan bahwa dirinya sudah melatih di tingkatan ASEAN school dan ASIA sehingga ia tidak menemukan kesulitan untuk melatih atlet Pra POPNAS dan POPNAS.
Para atlet pelajar yang ia bawa dalam Pra POPNAS ini memiliki kualitas yang rata dan sudah bisa masuk pada level nasional meskipun masih membutuhkan proses. Bahkan ia tak segan-segan memainkan atlet tunggal menjadi atlet ganda untuk menghasilkan performa terbaik para atletnya sehingga mendongkrak prestasi. “Seperti Bunga Ronisya yang lemah di tunggal karena tinggi badannya kurang sehingga saya coba pasangkan dengan Azzahra Saraya Putri”, terangnya. Tapi tetap ia melakukan pemantauan secara komprehensif kepada seluruh atletnya bahkan diperketat jika memang dibutuhkan. “Dengan atlet kualitas standar dapat dipoles 6 bulan hingga satu tahun”, tambahnya.